buat yang bilang di kedokteran itu SIBUK.
Iya, saya katakan SIBUK, SIBUK memang. bahkan sebenarnya menuntut untuk
menjadi orang yang study oriented. ketemu materi anatomi maka akan dituntut
untuk menghafal dan memahami seluruh struktur tubuh yang berhubungan dengan
modul saat itu, sebagai contoh jika sedang di modul muskuloskeletal(otot dan
tulang) maka akan dituntut untuk menghafal 206 tulang di tubuh dan lebih dari
600 nama otot dan letaknya. Itu baru anatomi, belum lagi
Fisiologi,patologi,farmakologi, dan yang lainnya. kita harus membuat laporan
yang rata-rata tiap minggunya ada 2 atau 3 laporan, ditambah belajar untuk
pretest praktikumnya. Juga belajar sebagai persiapan diskusi yang rata-rata ada
tiga atau empat kali tiap minggu.
Itulah yang harus dijalani sebagai Mahasiswa Kedokteran. Sibuk dan Sibuk.
Tapi kemudian saya berfikir, bukan berarti kesibukan-kesibukan itu akan
menghalangi hal lain yang harusnya saya lakukan. Sholat lima waktu harus tetap
terjaga, tilawah tidak boleh putus, membaca buku-buku keislaman tetap harus
dijalani,bersosialisasi dengan saudar-saudara beda Fakultas uga harus tetap
terjalin. Bahkan hal-hal lain yang harusnya tetap bisa dijalani beriringan
dengan KESIBUKAN sebagai Mahasiswa Kedokteran.
Ini juga tentang waktu, salah satu dimensi kehidupan yang Allah anugrahkan
sama kepada setiap manusia. Ada detik-detik yang sama, sejam samadengan 60
menit yang kita miliki sama, sehari,seminggu, sebulan,setahu, dan seterusnya.
Waktu itu menuntut untuk diisi dengan dimensi lain dari kehidupan, ialah
kegiatan.
Semua itu kembali kepada si empunya, bagaimana waktu-waktu yang terus
berlalu itu diisi dengan kemanfaatan atau kesia-siaan.
Dan tentang menjadi Mahasiswa kedokteran yang 'katanya' SIBUK, adalah
bagaimana tetap sibuk dengan kegiatan akademik tapi kemudian mentawazunkan
diri agar tetap mempunyai kontribusi dan peran besar untuk kehidupan umat.
Ialah Ibnu Sina yang telah mencontohkan itu, menjadi orang yang faqih sebagai
ulama dan juga sebagai dokter yang HEBAT di masanya. Karena itu umur sejarah
dan kontribusinya untuk dunia kedokteran saat ini jauh lebih lama daripada
umurnya hidup pada waktu itu.
Profesionalisme sebagai seorang dokter memang dituntut, namun ada profesionalisme lain yang juga menuntut untuk dipenuhi, yakni profesinalisme sebagai seorang hamba, profesionalisme sebagai anak, profesionalisme sebagai makhluk sosial, dan profesionalisme sebagai seorang saudara, profesionalisme sebagai seorang teman, dan banyak profesionalisme lainnya. Karenanya proporsional dalam setiap pembagian waktu adalah keharusan.
Syekh Syahid Hasan Al Bana pernah mengatakan "kewajiban kita jauh lebih
banyak daripada waktu yang tersedia". alangkah ringkihnya jiwa ini jika
masih menyia-nyiakan sang waktu, jika masih mengisinya dengan tidur panjang
tanpa tahajud, jika masih mengisinya dengan tilawah yang kelewat sebentar,
aduhai jiwa...meruginya dirimu. Padahal waktu telah menghamparkan tubuhnya
untuk spektrum kehidupan.
"Demi masa. Sungguh manusia dalam kerugian. Kecuali yang beriman
dan beramal soleh, yang menasehati dalam kebenaran dan menasehati untuk
menetapi kesabaran". Telah tersurat sebenarnya dalam kalimat terakhir
ayat tersebut, harusnya -siapapun kita- turut serta dalam berdakwah, mengajak
orang dalam kebenaran dan bersabar dalam ketaatan. Pun sebagai seorang
Mahasiswa kedokteran, sebuah tuntutan pula agar kita berdakwah. Ya..minimal
mendakwahi diri sendiri agar bergegas untuk berdakwah kepada orang lain. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar