Bissmillahirrahmanirrahiim..
Cukup lelah hari ini ya Saudaraku??Sama, ana pun
begitu. Setelah seharian menjalani rutinitas biasa sebagai seorang mahasiswa
dan sorenya harus bekerja di kota rantau ini. Cukup lelah saudaraku. Sengaja ana
mulai dengan sedikit berbagi agar antum merasa dekat dengan yang sedang menulis
catatan ini.
Sebenarnya cukup bingung harus memulai tulisan ini
dari mana. Izinkan ana untuk sedikit berbagi tentang apa yang membuat mata ini
masih ana tahan untuk terlelap.
Ana mulai dengan sedikit flash back perjalanan satu tahun kebelakang. Alhamdulillah sudah
satu tahun (yang lebih senior tentu telah lebih lama) kepengurusan kita di
gerakan yang kita cintai ini,KAMMI. Tentu banyak hal yang telah berlalu dan
kita telah melewati hari-hari itu dengan berbagai macam rasa, narasi dan
pembelajaran. Masih jelas memori itu, masih tersimpan dengan baik rupanya di hippocampus setiap otak kita saat
pertama kali bergabung di sini.. coba ingat-ingat lagi ya, setiap kita punya
cerita berbeda di dalamnya.
Dan tanpa terasa..(ahh,, rasa itu ada, hanya mungkin
hati kita yang kurang menghayatinya) telah satu tahun berlalu. Muhasabah yuk,
jawab pertanyaan berikut ya, kalau perlu bisa kita tulis jawabannya lalu tempel
di tempat kita bisa sering melihatnya.
1.
Kenapa kita bergabung dengan gerakan sekaligus
jamaah ini?
2.
Untuk apa dan siapa kita berada di sini?
3.
Bagaimana keikhlasan kita dalam setiap ‘amal jama’i
selama ini, sering terbelok tanpa sadarkah ?
4.
Apa yang membuat kita tetap bertahan dan terus
berjuang ketika rasa futur dan terbesit keinginan untuk tidak bersama jamaah ini lagi?
5.
Apa saja yang telah kita lakukan dan berikan untuk
jamaah ini?
6.
Apa yang telah kita perbuat (ingat, ini kata kerja
ya) demi tegaknya SyariatNya di atas muka bumi ini?
7.
Bagaimana yang kita rasakan tentang ukhuwah diantara
kita di jamaah ini?
8.
Adakah perubahan berarti dalam diri,pola dan cara
hidup kita ketika telah bergabung dengan jamaah ini? Apa dan bagaimana?
9.
Tuliskan satu pertanyaan paling penting menurut kita
tentang keberadaan kita dalam jamaah ini, lalau jawab sendiri pertanyaan itu !
10.
Bagaimana seharusnya atau idealnya keberadaan kita
dalam jamaah ini?
Ana sarankan untuk berfikir dan merenung sejenak (minimal
5 menit) untuk setiap pertanyaan tersebut, dengarkan jawaban dari suara hati
terbaik kita...
***
Ikhwah.. saudaraku..
Ana sedang memikirkan keberlanjutan hidup jamaah
ini..
Tiga hari lagi Muskom, dan tentu akan ada estafet kepengurusan.
Ana bukan sedang memikirkan siapa yang akan menjadi
pemimpin pengganti nanti, memikirkan itu terlalu sederhana, meski juga memberi
porsi bagi kepala ana untuk memikirkannya pula. Yang menguras pikiran ana
SESUNGGUHNYA adalah pertanyaan-pertanyaan yang hadir tanpa diminta di dalam
kepala ana ini, pertanyaan-pertanyaan itu dimulai dengan kata ‘APAKAH’ dan ‘BAGAIMANA’.
Apakah dengan pengalaman selama ini kita
cukup siap meneruskan estafet perjuangan ini, yang dengan kesadaran kita mafhum bahwa
kita sedang memperjuangkan risalah para Rasul dan Anbiya.Ini bukan main, ini
tidak mudah,meski sesungguhnya juga tidak sulit.
Apakah kita siap memberikan totalitas
perjuangan dalam keadaan bagaimanapun? Layaknya NabiyuLLAh Ibrahim yang
Meninggalkan Siti Hajar dan anaknya di lembah tak berpenghuni, atau seperti Abu
Bakar Ash Shidiq yang menginfakkan seluruh hartanya dan ketika ditanya apa yang
Beliau RadhiyaLLAhu’anhu tinggalkan untuk keluarganya, lihat jawabannya” Aku tinggalkan
Allah dan Rasulnya bagi mereka”. Menggetarkan. Karena harusnya kita benar-benar
menyadari bahwa kita adalah jamaah yang memperjuangkan segala hal tentang
kebaikan.kita harus berubah,kita tidak boleh stagnan, kita harus lebih baik
lagi, kita harus membuang segala yang buruk yang telah lalu, lalu mengerahkan
segala energi positif yang ada untuk meraih ridhoNya, baik dalam jamaah ataupun
sendiri, dimanapun dan dalam keadaan bagaimanapun.
Bagaimana kita memulainya? Memperbaiki semua
yang khilaf dan telah berlalu, meninggalkannya lalu memulai langkah baru. Memulainya
dari setiap diri, dari diri sendiri. Apakah
kita cukup menyadarinya?
Bagaimana kita berkompromi dengan ego dan ke’diri’an
kita, dengan hawa dan nafsu kita agar selalu dapat dikekang dengan kuatnya
KECINTAAN kita kepada segala hal yang mendatangkan ridhoNya. Generasi terbaik
memang masa-masa Rasulullah, setelahnya,setelahnya dan setelahnya. Bagaimana menghadirkan peradaban
terbaik itu kedalam lingkup kehidupan kita yang sekarang, ya minimal kedalam
jamaah ini.
Dan terakhir, bagaimana agar kita tetap menyadari
bahwa jamaah ini adalah jamaah manusia yang karena itu pasti takkan pernah
sempurna, karena memang dianugrahkan fujur dan taqwa kedalam diri kita. Setiap kita
punya kekurangan, punya kelebihan. Setiap kita punya background yang berbeda,
punya karakter dan heterogenitas yang sangat luarbiasa. Yang karena itu semua
terus saling menasehati, terus saling mengerti,terus saling bersinergi,terus
saling mencintai dalam dekapan cintaNya.
“ Ya Allah,
sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk
mencurahkan mahabbah kepada-Mu, bersatu dalam dakwah-Mu, dan berjanji setia
untuk membela syariat-Mu, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya, ya Allah,
abadikanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya dan penuhilah ia dengan
cahaya-Mu yang tidak pernah redup,lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan
keindahan tawakkal kepada-Mu, hidupkanlah dengan ma’rifah-Mu, dan matikanlah
dalam keadaan syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan
sebaik-baik penolong. Aamiin. Dan semoga shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Muhammad,kepada kkeluarganya dan kepada semua sahabatnya.”
WaLLAhu’alam...
Jazakallah khairan katsiro telah bersedia membaca..
#Ana uhibbukum Fillah
Palangkaraya, 28 Feb 2013
00.50 wib
*Al Anshar*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar